"Menulis itu seperti berenang", demikian kata salah seorang budayawan senior Indonesia, Wilson Nadeak. Maksudnya, kegiatan menulis mengisyaratkan adanya latihan dan praktik yang tiada henti. Anda akan senantiasa belajar dan kembali berlatih berenang -- entah Anda seorang juara renang atau seorang telah sekian lama tidak berenang. Pernyataan ini perlu dicermati oleh para penulis pemula. Wilson Nadeak sendiri seorang yang dikenal amat disiplin dalam hal menulis. Beliau menulis beberapa lembar draf setiap hari sebelum berangkat ke tempat kerja. Kebiasaan ini tetap dilakukan setiap hari secara konsisten, dengan maksud mengasah naluri kepenulisan beliau.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Artikel
Berikut adalah Daftar Judul Artikel.
Pada mulanya, Anda perlu banyak mendisiplinkan diri -- sampai Anda menyadari bahwa Anda ingin terus menulis, ketagihan menulis, dan menganggap kerja menulis jauh lebih mudah dibanding pekerjaan lain yang tidak melibatkan kegiatan tulis-menulis.
"Apakah Anda tidak menganggap ini sedikit berlebihan?"
Sama sekali tidak.
Ketika menulis, Anda memegang kendalinya; tidak seorang pun yang berhak mengatur (artikel ini pun tidak) apakah yang Anda akan tulis atau bagaimana Anda mengekspresikannya. Anda seorang diri di dalam ruang kerja Anda; merakit bukan dengan kayu dan paku, tetapi dengan kata-kata dan gagasan -- menciptakan puisi, cerita, dan dialog yang diucapkan serta dilakukan oleh tokoh cerita sesuai keinginan Anda.
Profesi penulis sering dikaitkan dengan kemewahan. Popularitas J.K. Rowling dan Stephen King memang memunyai daya tarik tersendiri, sebab dalam sekejap mereka sudah melihat buku-buku mereka masuk dalam daftar buku laris versi surat kabar New York Times dan meraup jutaan dolar dari royalti mereka. Sayang saja, menulis memerlukan disiplin ketekunan sebagaimana pekerjaan lainnya. Jika Anda rindu menjadi seorang penulis penuh waktu atau penulis lepas, Anda perlu mengembangkan keahlian yang tepat dan belajar mendisiplinkan diri. Dengan demikian, Anda bisa merasa yakin akan sukses!
William Blake terlahir di London sebagai putra seorang Irlandia. Semasa muda ia bekerja sambil belajar memperoleh keahlian sebagai seorang pemahat di Royal Academy, dan membiayai hidupnya sebagai pembuat ilustrasi untuk penerbit London. Ia sering merasa lemah dan nyaris tidak pernah dihargai sepenuhnya oleh penulis lainnya pada zamannya. Namun kini, Blake dihormati sebagai salah seorang tokoh paling masyhur sepanjang sejarah puisi dan kesenian.
Seperti penyair lain dari era Romantik, Blake melihat ke alam dengan penuh rasa ingin tahu yang menyegarkan. Ia menemukan misteri dan keindahan dalam kehidupannya sendiri. Tulisan dan karya seninya serupa dengan penyair Romantik lain, yang masih menyisakan sifat individualis. Satu ciri khas penting dari kepenulisannya ialah kebergantungannya pada simbol yang begitu rumit. Simbol-simbol itu kini telah menjadi jelas dan dipahami sepenuhnya oleh beberapa pembacanya.
Kemuliaan yang tidak tampak dalam semua hal telah dilakukan dan dialami Kristus di dunia ini. Jikalau orang dapat melihat kemuliaan itu, mereka tentu tidak akan menyalibkan-Nya. Namun, kemuliaan itu telah dinyatakan kepada sejumlah orang, yakni para murid: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, ...." (Yohanes 1:14).
Shalom,
Pernahkah Anda membaca sebuah tulisan dan merasa bahwa tulisan tersebut tidak "berinteraksi" dengan Anda? Ada banyak penjelasan dalam tulisan tersebut, namun tidak dapat Anda bayangkan dengan jelas, bahkan tidak terbayang sama sekali mengenai suasana, keadaan, waktu, emosi, ekspresi, dan sebagainya yang dapat membawa jiwa Anda menyatu dengan bacaan tersebut. Boleh dikatakan, tulisan tersebut tidak memiliki jiwa. Salah satu alasan mengapa tulisan menjadi tidak "berjiwa" adalah masalah detail tulisan. Banyak tulisan yang berisi pemaparan yang panjang lebar, namun tidak menuliskan dengan detail "rasa, bentuk, suasana, atau ekspresi" yang merupakan jiwa tulisan tersebut. Akibatnya, tujuan penulis pun bisa tidak tercapai, bahkan pembaca akan dengan cepat melupakan apa yang baru saja mereka baca. Tentu kita tidak ingin kita menulis dengan sia-sia, bukan?
Detail, jika disampaikan dengan kebenaran, membuat tulisan Anda hidup dan dapat membantu pembaca memahami tulisan.
Detail yang berasal dari pancaindera kita (menulis melalui indera kita), detail yang informatif, detail yang "agung"; dari situlah letak kebenarannya. Bukannya dari fakta.
Fakta: Kami makan malam pada pukul 6 malam.
Detail membuat tulisan Anda hidup! Perhatikanlah nasihat Tolstoy:
"Saya tidak memberitahu. Saya tidak menjelaskan. Saya menunjukkan."
Kata-kata Anda harus menghidupkan gambaran di benak Anda. Gambaran yang penuh warna, atau kalau mungkin, gambaran yang Anda telusuri seperti detektif yang hebat. Menurut Jack Cappon, seorang penyunting di Associated Press (AP), "warna" adalah perkara yang menyangkut detail -- terkadang detail yang kecil-kecil. Jules Loh dari AP, dalam sebuah profil Herbert Hoover, mengamati bahwa di meja kerja Hoover ada sebuah kotak yang berisi selusin pensil yang diserut tajam; sebuah detail yang biasanya tak luput dari pengamatan para penulis yang baik. Namun, Loh juga melihat bahwa penghapus di semua pensil itu hampir habis dipakai. Detail ini bercerita lebih banyak tentang Hoover daripada hal-hal yang tampak jelas: warna dasinya, kilap sepatunya, dll..
Membuat dan menggunakan garis besar yang detail adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan saat menulis artikel Anda. Dengan ini, Anda dapat mengatur ide-ide Anda terlebih dahulu untuk memastikan bahwa konten Anda akan mengalir dengan lancar.
Berikut adalah bagaimana Anda dapat membuat garis besar yang detail.
1. Pilih topik.
Tentukanlah topik apa yang akan Anda tulis. Pastikan bahwa itu adalah sesuatu yang akan mencapai tujuan Anda dan sesuatu yang akan menangkap perhatian target pembaca Anda.
2. Penelitian yang mendalam.
Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah penelitian secara mendalam terhadap topik pilihan Anda. Anda dapat menggunakan blog, forum, situs, buku elektronik, dan lain-lain sebagai sumber informasi. Anda juga dapat melakukan wawancara dan berbicara dengan orang-orang yang Anda targetkan. Semakin banyak informasi yang Anda kumpulkan, semakin baik.
Bahasa Indonesia sesungguhnya adalah bahasa yang mudah dipelajari dan mudah dipakai. Buktinya hingga saat ini digunakan oleh lebih dari 100 juta orang -- paling tidak di Nusantara ini -- belum lagi orang asing yang makin banyak berbahasa Indonesia dengan lancar. Sayangnya, banyak yang kurang peduli terhadap aturan mainnya, terutama dalam penggunaan tanda baca. Contohnya, beberapa iklan di bawah ini yang tayang di sebuah harian nasional.
Iklan 1: "Rp. 1000,-/ ekor -- Festival Bebek Panggang"
Shalom,
Biasanya, awal tahun yang baru selalu menjadi momentum untuk memulai sebuah lembaran baru dalam kehidupan. Bagi para penulis, awal tahun yang baru bisa menjadi sebuah tonggak untuk lebih berkomitmen dalam menekuni dunia menulis. Redaksi e-Penulis berharap, dalam resolusi Anda tahun ini, ada komitmen untuk lebih produktif dalam menulis dan menelurkan karya-karya tulis yang semakin memuliakan Tuhan.
Dari seluruh harta yang dimiliki manusia, komunikasi merupakan harta yang paling berharga. Sejak zaman prasejarah, para pendongeng telah mendapat tempat yang baik di relung hati masyarakat. Gambar-gambar gua di Spanyol menunjukkan bahwa ribuan tahun yang lalu, tanpa bahasa tertulis pun orang telah berusaha melukiskan banyak kejadian melalui gambar.
Dari mana Anda memulainya?
Bila Anda adalah seorang penulis Kristen, maka Anda memunyai ukuran tambahan dalam hal tanggung jawab menuliskan kata-kata yang sesuai dengan hati Tuhan. Standar integritas dan kebenaran yang lebih besar juga menjadi tanggung jawab Anda kepada Tuhan dan juga pembaca Anda. Oleh sebab itu muncullah standar kesempurnaan yang terus berkembang dalam penerbitan Kristen bagi seluruh penulis Kristen. Dengan seluruh harapan-harapan ini maka bagaimana Anda mulai menulis kata-kata Anda yang mencerminkan hati Tuhan?
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Grace Livingston Hill dikenal publik sebagai "Ratu Novel Kristen". Banyak orang yang mengaguminya. Grace adalah anak tunggal seorang pastor Presbiterian yang lahir sehari setelah peristiwa penembakan Presiden Abraham Lincoln. Grace mulai mengenal tulisan melalui buku cerita yang dibacakan orang tuanya.
Grace memutuskan untuk menjadi penulis setelah suaminya meninggal. Pengalamannya menjanda memberikan kontribusi besar dalam tulisan-tulisannya. Dalam 1 tahun, rata-rata ada dua novel yang ditelurkannya. Novel pertamanya adalah "A Chautauqua Idyl" (1887). Kemudian ia menulis "The Witness" (Saksi) (1939) yang menarik perhatian harian Sunday School Herald dan yang membuat banyak orang menjadi percaya kepada Kristus serta memperbarui komitmen iman Kristen mereka. Ada juga "A Girl to Come Home To" (Gadis yang Pulang ke Rumah) yang bercerita tentang seorang veteran yang pertama kali melihat pertempuran berdarah lalu menjadi kecewa. Imannya lalu dikuatkan kembali sepulangnya dari medan perang. Sementara buku terakhir Grace yang terbit adalah "Where Two Ways Meet" (Tempat Dua Jalan Bertemu). Selain menulis novel, ia juga menulis kolom religius, "The Christian Endeavor Hour", dan berkolaborasi dengan Evangeline Booth untuk menulis "The War Romance of Salvation Army" (Romans Perang Bala Keselamatan) (1918).
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Grace Livingston Hill dikenal publik sebagai "Ratu Novel Kristen". Banyak orang yang mengaguminya. Grace adalah anak tunggal seorang pastor Presbiterian yang lahir sehari setelah peristiwa penembakan Presiden Abraham Lincoln. Grace mulai mengenal tulisan melalui buku cerita yang dibacakan orang tuanya.
Grace memutuskan untuk menjadi penulis setelah suaminya meninggal. Pengalamannya menjanda memberikan kontribusi besar dalam tulisan-tulisannya. Dalam 1 tahun, rata-rata ada dua novel yang ditelurkannya. Novel pertamanya adalah "A Chautauqua Idyl" (1887). Kemudian ia menulis "The Witness" (Saksi) (1939) yang menarik perhatian harian Sunday School Herald dan yang membuat banyak orang menjadi percaya kepada Kristus serta memperbarui komitmen iman Kristen mereka. Ada juga "A Girl to Come Home To" (Gadis yang Pulang ke Rumah) yang bercerita tentang seorang veteran yang pertama kali melihat pertempuran berdarah lalu menjadi kecewa. Imannya lalu dikuatkan kembali sepulangnya dari medan perang. Sementara buku terakhir Grace yang terbit adalah "
WHERE Two Ways Meet" (Tempat Dua Jalan Bertemu). Selain menulis novel, ia juga menulis kolom religius, "The Christian Endeavor Hour", dan berkolaborasi dengan Evangeline Booth untuk menulis "The War Romance of Salvation Army" (Romans Perang Bala Keselamatan) (1918).
Shalom,
Para penulis yang menorehkan tinta di berbagai halaman media cetak maupun yang berhasil menulis buku tidak serta merta mencapai kesuksesannya dengan mudah. Mereka tidak lain adalah para pejuang yang tak mengenal putus asa. Bukan hanya tenaga yang mereka korbankan, namun juga waktu, uang, dan perasaan. Tak sedikit penulis sukses yang harus bolak-balik ke kantor pos atau penerbit untuk mengirimkan tulisannya. Alih-alih tulisannya dimuat, malah surat penolakan yang datang. Lantas, apakah cukup sampai di sini? Tidak! Kita harus memiliki ketekunan dan kesabaran jika kita ingin tulisan kita menembus media massa. Ingat, selama ada keinginan pasti ada jalan.
"Ambisi tidak akan pernah menghasilkan apa-apa sampai ia dipadukan dengan kerja keras." (NN)
Barangkali banyak orang beranggapan menulis di media massa (surat kabar, majalah, tabloid, dll.) itu sulit. Sebaliknya, tidak sedikit yang berpendapat menulis di media massa itu gampang. Tidak mudah untuk menilai mana yang benar, mana yang salah. Sangat boleh jadi keduanya benar. Atau, mungkin yang benar rumusannya: gampang-gampang sulit; atau sulit-sulit gampang. Maksudnya, memang menulis di media massa itu tidak mudah, namun bukan berarti sulit melulu sehingga mustahil orang melakukannya. Kalau orang mau mengakui unsur kesulitannya, mau mendekatinya, bersedia merangkulnya, dan tidak henti-henti menjajalnya, maka lama- lama akan bisa atau terasa menjadi gampang. Sebaliknya, kalau orang beranjak dengan anggapan bahwa menulis di media massa itu gampang, bahkan karenanya lalu menggampangkan (menganggap segalanya gampang, dengan nada congkak), maka justru akan menjadi sulit, karena dia tidak bakal menghasilkan apa-apa, alias berhenti di tempat, stagnan.
Kebanyakan penulis pasti berharap tulisannya diterbitkan karena melihat tulisan sendiri dicetak dan dijual merupakan dukungan yang luar biasa atas panggilan, dan (sepertinya) dapat menambah pendapatan. Saya ingin memberitahukan kepada Anda bagaimana caranya sehingga tulisan saya diterbitkan dan memberikan komentar umum berdasarkan pengalaman saya.
Saya selalu ingin menulis. Saya senang menciptakan tokoh dan alur cerita dan saya suka dengan ide pengembangan orang yang menarik dan menempatkannya dalam situasi yang tak biasa atau menantang. Kira-kira 10 tahun yang lalu, saya membaca cerita pendek tentang malaikat penjaga. Gagasan tersebut membangkitkan minat dan saya mulai berpikir tentang malaikat- malaikat, khususnya menurut pandangan Kristen.
Oleh: Susanto
"Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 005/PUU-IV/2006 menyuratkan bahwa hakim konstitusi tidak termasuk hakim yang berada di bawah pengawasan Komisi Yudisial. Dengan kata-kata lain dapat disimpulkan bahwa "Komisi Yudisial (KY) berwenang mengawasi hakim, kecuali hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, ada juga media massa memberitakan bahwa "KY berwenang mengawasi hakim selain hakim MK."
Pemakaian kata-kata "kecuali" dan "selain" oleh penutur bahasa Indonesia memang ada kalanya keliru atau tertukar. Padahal ketidakcermatan begini berpotensi menimbulkan salah tafsir amat hakiki dan riskan, sebab kedua kata sesungguhnya memiliki fungsi saling berlotak belakang. Kata "kecuali" bersifat mempersempit (eksklusif dan disintegratif), sedangkat kata "selain" bersifat memperluas (inklusif atau komplementaris).
Shalom,
Sebagian besar orang yang menulis pasti ingin tulisannya dapat diketahui oleh orang lain, meski dalam jumlah kecil sekalipun. Itulah sebabnya banyak penulis ingin tulisannya dapat diterbitkan atau dipublikasikan sehingga ada semakin banyak orang yang dapat membaca pendapat maupun pemikirannya. Namun, jika tulisan kita tidak juga dapat diterbitkan atau dipublikasikan melalui media cetak, apakah artinya usaha kita berhenti sampai di situ? Tentu saja tidak! Teknologi telah menyuguhkan beragam pilihan fasilitas agar tulisan setiap penulis tidak hanya tersimpan dalam file pribadinya saja. Dengan atau tanpa diterbitkan oleh penerbit, tulisan-tulisan tersebut masih dapat dibaca oleh orang lain. Salah satunya adalah melalui media blog.
Indonesia tak selalu kalah jika harus bersaing dengan negara maju macam Jerman, Italia, dan Perancis. Buktinya, di ranah blog WordPress, negara kita bisa mengalahkan ketiga negara Eropa tersebut. Demikian berita yang dilansir oleh situs berita www.detikinet.com. Kedigdayaan Indonesia ini dilihat dari bahasa yang tersebar di layanan blog WordPress.com. Menurut data per Desember 2008, bahasa Indonesia digunakan oleh 5 persen blog di WordPress. Sementara blog berbahasa Jerman, Perancis, dan Italia masing-masing hanya digunakan tak lebih dari 2 persen.
Pledoi Blogger Blog, entah ia hanya sekadar tren atau memang satu komponen penting dari kemunculan sebuah budaya dan peradaban baru, saya merasa beruntung bisa menjadi salah satu saksi, bahkan bagian dari sejarahnya.
Sampai saat ini mungkin masih ada beberapa pihak yang menganggap blog sebagai tren sesaat saja. Sebagaimana halnya mereka yang masih mempermasalahkan tentang mana budaya "tinggi" dan mana budaya "rendah", mereka ini menganggap karena ia hanya sebuah tren atau bagian dari pop culture, maka blog (juga friendster, forum komunitas, milis, chat, bahkan mungkin juga internet) tidak memberi sumbangan apa-apa bagi kemajuan peradaban dan budaya manusia.
Banyak generasi sebelum Perjanjian Baru ditulis, hamba-hamba Allah telah menulis kitab-kitab Perjanjian Lama. Kitab-kitab ini adalah kitab suci bangsa Yahudi; jadi kita telah menerimanya melalui saluran-saluran yang agak berbeda dari rute yang ditempuh oleh teks Perjanjian Lama. Teks Perjanjian Lama telah bertahan terhadap kekerasan waktu selama berabad-abad lebih lama daripada Perjanjian Baru. Para penulis Perjanjian Lama menulisnya dalam bahasa Ibrani dan Aram, sedangkan seluruh Perjanjian Baru telah ditulis dalam bahasa Yunani. Oleh karena perbedaan-perbedaan ini, kami akan menguraikan teks Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu secara terpisah.
Perlunya wadah bagi para blogger Kristen Indonesia untuk saling berbagi dan menguatkan satu sama lain, mendorong Yayasan Lembaga SABDA untuk membangun situs SABDA Space pada tahun 2006 silam. Sampai saat ini, SABDA Space masih merupakan komunitas blogger kristiani terbesar di Indonesia dengan jumlah blogger lebih dari 4.000. Dalam 4 bulan terakhir, rata-rata hits per bulannya sebesar 4.293.277.
Diringkas oleh: Sri Setyowati
Ted Dekker (lahir 24 Oktober 1962) adalah seorang penulis laris versi majalah New York Times. Dia terkenal akan novel-novelnya yang menggetarkan hati dengan karakter-karakternya yang kompleks dan tak terlupakan. Pada awal kariernya, dia menulis beberapa cerita rohani yang menggetarkan hati, dan novel-novelnya dikategorikan sebagai karya fiksi Kristen. Novel-novel Dekker berikutnya adalah perpaduan ide utama novel-novelnya seperti Adam, Thr3e, Skin, Obsessed and BoneMan's Daughters, dan Fantasy -- roman yang mengeksplorasi iman secara metafora. Buku-bukunya yang paling terkenal di antaranya adalah Circle Series: Black, Red, White, Green; Paradise Books: Showdown, Saint, Sinner, House (bersama Frank Peretti); dan Skin.
Dekker lahir dari pasangan misionaris yang hidup di antara suku-suku kanibal di Indonesia. Karena pekerjaan orang tuanya yang sering bepergian jauh dan berpisah dari anak-anaknya dalam jangka waktu yang lama, Dekker menceritakan awal perjalanan hidupnya dalam satu kebudayaan di mana dia adalah orang asing yang menyenangkan dan sekaligus kesepian. Kehidupan unik itulah yang memaksanya memercayai khayalannya sendiri untuk menciptakan dunia tempat dia berada.
Setelah meninggalkan Indonesia, Dekker menyelesaikan pendidikannya di SMU internasional dan menetap di Amerika Serikat untuk mempelajari ilmu filosofi dan agama. Setelah memperoleh gelar sarjana muda dari Universitas Evangel, dia bergabung dalam dunia kerja yang menjadi batu loncatannya meraih kesuksesan. Namun, perjalanan hidupnya membuatnya resah dan setelah melewati masa-masa keberhasilan, dia membangun usaha sendiri untuk mengejar keberhasilan yang lebih besar.
Pada awal tahun 90-an, ketika mengunjungi seorang teman yang baru saja menulis sebuah buku, Dekker memutuskan untuk mewujudkan keinginan yang telah dipendamnya sejak lama, yaitu menjadi penulis novel. Dalam jangka waktu 2 tahun, dia menulis dua buah novel yang sangat panjang sebelum membuang dan menulis ulang dari awal kedua novel tersebut. Sejak saat itu, Dekker menyadari bahwa bercerita merupakan sesuatu yang membuatnya merasa puas, dan sungguh, pekerjaannya tidak jauh lebih menyenangkan dibanding tulisan hasil karyanya.
Dia meninggalkan usahanya, mengajak keluarganya pindah ke daerah pegunungan di Colorado Barat dan mulai menulis sepenuh waktu untuk novelnya yang ke-3.
Karya pertama dari empat karyanya yang dikirimkan ke penerbit tidak menunjukkan titik terang dan membuatnya gelisah. Setelah selesai dengan keempat novelnya yang semuanya ditolak (termasuk novel terlarisnya sekarang, Black), Dekker menulis Heaven's Wager, lebih ke arah buku Kristen. Kemudian, empat tawaran datang dan Dekker menulis tiga buku, bekerja sama dengan Thomas Nelson.
Dekker mulai menulis enam cerita menggetarkan hati yang dengan cepat menduduki posisi atas daftar buku terlaris sehingga ia dijuluki sang maestro penulis cerita Kristen yang menggetarkan hati.
Yang menarik, penerbit dan toko buku-toko buku tidak begitu tahu bagaimana mengategorikan karya Dekker. Dia adalah sebuah anomali dalam dunia penulis Kristen; tidak ada buku lain yang memiliki kategori yang sama dengan buku-bukunya. (t/Setya)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Wikipedia |
Alamat situs | : | http://en.wikipedia.org/wiki/Ted_Dekker |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |