Salah satu hal yang membuat saya takjub pada hidup adalah ketika kita membiarkan hal-hal yang tak terduga datang. Kita seakan mengapung dengan keseimbangan "sempurna" di dalamnya. Tak ada dorongan berlebihan karena asa yang meluap-luap. Tak ada sesak karena penolakan dalam diri. Mengalir, begitu saja.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Artikel
Berikut adalah Daftar Judul Artikel.
Morgantiwrites.com adalah sebuah situs berbahasa Inggris milik Charlotte Morganti, seorang pengacara sekaligus penulis novel misteri. Situs ini menyajikan banyak sekali tip kepenulisan serta pengetahuan seputar dunia tulis-menulis. Artikel-artikel di Morganti Writers tidak hanya ditulis oleh Charlotte Morganti saja, tetapi ada beberapa kontributor tetap yang memasang karya mereka di situs ini. Jika Anda ingin menambah wawasan menulis Anda, segeralah berkunjung ke situs ini dan menikmati pengetahuan yang ditawarkan di dalamnya. Selamat berkunjung! (YSY)
Bagaimana usaha Sahabat e-Penulis untuk tetap disiplin menulis? Memuaskan? Atau justru mengecewakan? Jangan merasa bersalah jika tak sesuai dengan harapan, karena rasa cinta dalam mengerjakan sesuatu memang tidak dapat dipaksakan. Hanya dengan kemauan yang muncul dari diri Sahabat sendirilah yang mampu mendorong rasa cinta itu muncul. Karena cinta, Sahabat dapat memiliki kemauan untuk mendorong diri sendiri tanpa menimbulkan rasa terpaksa atau tertekan ketika melakukannya. Karena cinta pula, Sahabat akan menyadari bahwa ketekunan dan penguasaan diri akan menjadi langkah-langkah kecil yang akan membawa Sahabat menikmati perjalanan dalam dunia kepenulisan.
Agar dapat mengarang dengan lancar, kondisi jasmani harus sehat, kemampuan berkonsentrasi harus kuat, pikiran harus cerah, semangat kerja harus tinggi, waktu yang tersedia harus cukup, di samping bahan-bahan karangan juga harus siap di tangan. Bilamana salah satu saja dari persyaratan tersebut tidak terpenuhi, orang memunyai kecenderungan untuk menunda kegiatan mengarang, dan kecenderungan itu lama-lama dapat menjadi kebiasaan untuk menunda-nunda dengan macam-macam dalih atau alasan.
George MacDonald adalah seorang penulis novel, penyair, pendeta, dan penulis cerita anak-anak berkebangsaan Skotlandia. Ia lahir di Huntly, daerah sebelah barat Aberdeenshire. Ia adalah putra George MacDonald dengan Helen MacKay. Semasa kecilnya, ia bersekolah di desa dan kemudian meneruskan sekolahnya ke Universitas Aberdeen pada tahun 1840-1841, dan 1844-1845 di bidang kimia dan filosofi alam. Setelah belajar di sana, ia pun mengajar di London selama 3 tahun, dan setelah itu ia berkuliah di Independent College di Highbury dengan bidang Pelayanan Kongregasional.
Indonesia Buku atau sering disebut "Iboekoe" adalah salah satu situs berbahasa Indonesia yang memberi fasilitas untuk memuaskan hasrat para pecinta buku Indonesia, untuk dapat mengetahui perkembangan dunia tulis-menulis dan buku-buku yang beredar di masyarakat. Sesuai dengan slogan situs ini, "Hak Buku untuk Semua", pengelola situs ini memberi fasilitas bagi pengunjungnya untuk meresensi buku, berdiskusi tentang sebuah buku, atau bahkan mengkritisinya. Jadi, jika Anda adalah seorang pecinta buku atau seseorang yang sedang belajar mencintai buku, tak ada salahnya mengunjungi situs ini. Selamat berkunjung, Tuhan Yesus memberkati. (YSY)
Ditulis oleh: Yosua Setyo Yudo
"We first make our habits, and then our habits make us", demikianlah kata-kata dari John Dryden, seorang penyair, aktor drama, dan kritikus sastra yang berpengaruh pada Era Restorasi Inggris. Lewat kata-kata itu, ia hendak mengatakan bahwa kitalah yang membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kita miliki, tetapi pada kemudian hari, kebiasaan-kebiasaan itulah yang akan menunjukkan kepada dunia siapa diri kita yang sebenarnya.
Literatur Teologi dalam Bahasa Indonesia yang sering disebut sebagai LITINDO, merupakan sebuah lembaga yang berfokus pada penulisan, penerjemahan, penerbitan, dan pemasaran buku-buku Teologi Reformed dalam bahasa Indonesia. Litindo lahir dari kerja sama gereja-gereja reformasi di Indonesia dengan Gereformeerde Kerken (vrijgemaakt) di Belanda. Tujuan dari dibentuknya Litindo ini adalah untuk membangun perpustakaan dasar buku-buku reformed dalam bahasa Indonesia yang bisa bermanfaat bagi para teolog, para penatua, dan kaum dalam gereja-gereja di Indonesia.
Apakah sahabat masih ingat sajian e-Penulis edisi 101 lalu? Redaksi berharap sahabat penulis bukan saja ingat, tetapi sudah benar-benar memahami salah satu manfaat menulis, yaitu sebagai terapi psikologis dan sudah mulai mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nah, sekarang e-Penulis akan memberikan tip untuk terapi menulis yang pasti sangat bermanfaat untuk sahabat. Selain itu, baca juga kisah seorang penulis dunia, Virginia Woolf, seorang novelis yang karyanya ditelaah sebagai karya-karya bernilai sastra tinggi. Jangan lewatkan pula bagi sahabat yang mengalami kebingungan untuk mencari informasi buku-buku Teologi Reformed, kami menyajikan ulasan situs Litindo yang dapat membantu sahabat. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Santi Titik Lestari
< santi(at)in-christ.net >
"Kamu akan bisa menemukan ceritamu sendiri ketika kamu sedang menulis."
Dari mana ia bisa menulis seperti itu? Menurut Eka Kurniawan keberhasilannya ialah karena Marquez mengisahkan dunianya sendiri, Amerika Latin yang dikemas dalam legenda sebuah desa bernama Macondo. Seperti Toni Morrison yang bersikukuh mengisahkan semesta orang-orang Negro dan Faulkner dengan dunia Selatannya. Inilah sesuatu yang sering luput dari kekaguman kita akan Marquez, yang barangkali lebih terpesona oleh "bahasa imajinatifnya" (yang konon datang dari bahasa Spanyol yang kaya dibandingkan bahasa sendiri yang masih miskin dan sederhana), plus pesona realisme magisnya.
Kritik sering kali berkonotasi negatif. Jika dikatakan ada orang yang mengkritik, kesannya orang itu adalah seorang pencela, pikirannya negatif, kasar atau bahkan jahat. Padahal, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, "kritikos" yang artinya `mampu menilai`. Sementara mampu menilai sendiri berarti melihat dengan mata atau intelektualitas, untuk mengenali dan memahami.
Jika Anda pernah membaca sebuah buku dan memiliki opini atasnya, Anda adalah seorang kritikus buku. Pada dasarnya, kebanyakan orang tidak bisa tidak memiliki penilaian atas buku yang ia baca. Namun, seperti apa penilaian yang dibuat seorang kritikus buku? Bagaimana pula kritikus melakukannya?
Seorang penulis yang baik tentu tak akan puas hanya bila karyanya dipublikasikan. Ia pasti menginginkan adanya bentuk apresiasi, komentar, diskusi, pujian, dan terutama kritik karena kritik sangat perlu guna meningkatkan mutu karyanya di masa mendatang. Ketika kita membuat sebuah kritik atas karya seorang penulis, berarti kita sedang menempatkan teks tulisan tersebut sebagai satu studi. Oleh karenanya, sebagaimana studi-studi ilmiah lain, kajian tersebut harus dilakukan dalam kerangka yang jelas, terarah, dan tersistem.
Coba kita memasuki Jalan Diponegoro. Di depan Taman Surapati akan tampak sepetak tanah yang rapat dikelilingi pagar, dengan sekalimat pemberitahuan:
DI SINI AKAN DI BANGUN.
Arswendo Atmowiloto (lahir Solo, 26 November 1948) mempunyai nama asli Sarwendo. Ndo, panggilannya, dari kecil senang mendalang. "Dari situ saya berkenalan dengan seni," katanya. Ayahnya, pegawai balai kota Surakarta, sudah meninggal ketika Arswendo duduk di bangku sekolah dasar. Ibunya, meninggal pada 1965. Arswendo pun yatim piatu di usia 17 tahun, ketika masih duduk di bangku SMA.
Menjadi penulis lepas ialah sebuah cara untuk bekerja di rumah, namun tetap menghasilkan. Sebagai seorang penulis, Anda memiliki kesempatan istimewa untuk memengaruhi apa yang orang lain pikir atau lakukan. Anda dapat menyentuh emosi, bahkan mungkin mampu mengubah jalan hidup seorang pembaca. Tiap tahun, jutaan orang akan berusaha untuk membuat tulisan mereka dipublikasikan di majalah, koran, atau buku, namun persentase yang berhasil hanya sedikit saja.
Mau jadi penyair? Ya, berkaryalah. Memangnya siapa yang memberi status penyair kepada Raja Ali Haji? Kepada Amir Hamzah? Kepada Sutardji Calzoum Bachri? Atau kepada Hasan Aspahani? Karyalah yang menjadikan seseorang itu jadi penyair atau bukan. Memangnya Dolorosa Sinaga disebut pematung kalau dia tidak membuat sebuah karya patung pun? Memangnya, Amri Yahya itu disebut pelukis kalau dia tidak melukis sebidang kanvas pun? Memangnya GM Sudarta itu mau disebut kartunis kalau dia tidak menciptakan tokoh Oom Pasikom?
Penggunaan EYD serta berbahasa Indonesia yang baik dan benar, sampai kini memang masih terkesan carut marut. Lihat saja misalnya istilah "telop" yang kerap muncul di layar televisi kita, selain banyak contoh lain yang menunjukkan betapa kerapnya media massa menggunakan ejaan yang salah kaprah. Kesalahan yang paling banyak serta mencolok, adalah pemakaian awalan "di" dan "ke", serta menentukan kata mana yang harus digabung dan mana pula yang boleh dipisahkan. Sebab bagaimana pun, antara "dibalik" dan "membalik" memiliki makna yang berbeda.
Sebenarnya sulit sekali membuat definisi, apa itu feature. Boleh jadi orang baru memahami apa itu feature setelah berhasil membuat tulisan yang disebut feature. Rumit memang.
Namun ada juga jurnalis yang mencoba membuat batasan. Feature, menurutnya, adalah salah satu teknik penulisan berita jurnalistik, untuk mengungkapkan secara panjang lebar dan mendalam, suatu realitas sosial yang dijumpai di tengah masyarakat. Berdasarkan batasan itu, di kalangan jurnalis Indonesia, feature disebut juga berita kisah atau berita bertutur.
Situs-situs yang berkaitan dengan dunia penulisan Kristiani.
Tepat jam 5 sore dia menuntaskan ritualnya. Matanya memerah dan sedikit berair saat keluar kamar. Bagiku itu wajar-wajar saja. Dia memang selalu memasang berbagai macam wajah sebagai penutup ritualnya itu. Terkadang dengan senyum yang mengambang lebar, terkadang dengan air mata yang mengalir deras. Kali ini, cukup dengan bibir yang melengkung mengikuti gaya gravitasi bumi.
"Kenapa wajahmu cemberut begitu, Sayang?"
"Masa aku harus membunuhnya, Mas?" tanyanya.
Di tengah banjirnya informasi di seantero dunia, banyak cendekiawan, mahasiswa, pelajar, bahkan redaktur Indonesia masih mengeluhkan sulitnya menulis. Kebanyakan menganggap diri tidak berbakat sehingga mundurlah niat menuangkan ide dan informasi ke dalam tulisan. Padahal seorang penulis tidak lahir dengan sendirinya, penulis adalah manusia biasa yang berjuang untuk menulis dari hari ke hari. Lantas setelah menempuh proses belajar dan berlatih barulah dia menjadi penulis yang tangguh dan berbakat.
Enam tahun yang lalu, edisi perdana e-Penulis terbit untuk menjadi pegangan para Sahabat yang rindu belajar dan berlatih menulis. Setiap bulannya hingga hari ini e-Penulis mengajak Sahabat Penulis menyimak artikel-artikel seputar literatur Kristen dan keterampilan tulis-menulis. Tidak hanya itu, e-Penulis juga hadir dengan tip-tip, artikel kebahasaan, biografi tokoh penulis, dan ulasan situs kepenulisan. Publikasi e-Penulis rindu mendorong Sahabat untuk berbudaya menulis: berkarya untuk memberkati lewat tulisan.
Dua kalimat di atas seolah hanya permainan kata. Selintas keduanya bermakna sama dan mengarah pada satu kata yang oleh sebagian insan akademik sangat ditakuti: menulis! Di negeri ini, menulis memang masih menjadi momok. Beratus ribu, bahkan berjuta mahasiswa gagal menjadi sarjana hanya karena tidak bisa menulis.
"Selamat ulang tahun e-Penulis, semoga bisa menginspirasi setiap kita untuk menulis sesuatu yang memberkati banyak orang." (Novi)
"Selamat ulang tahun e-Penulis, kiranya tulisan-tulisan yang selalu terbit dapat menjadi berkat bagi pelanggan dan pengunjung situs pelitaku. Semoga e-Penulis dapat dipakai Tuhan lebih lagi menjadi sarana pekabaran injil." (Tatik Wahyuningsih)
Dalam sebuah pelajaran bahasa Inggris, seorang guru menguji kemampuan bahasa Inggris muridnya.
Guru: Billy, buatlah kalimat bahasa Inggris yang diawali dengan "I".
Billy: "I is..." (belum selesai kalimatnya sudah disela)
Guru: Bukan Billy. Kalau "I" itu tidak diikuti "is", tapi diikuti "am". "I am" titik-titik.
Billy: Baik, Guru. "I am the ninth letter of the alphabet".
Melayani sesama berarti membimbing, menghargai, dan memenuhi kebutuhan orang lain. Bagi editor, pelayanan adalah cara hidup. Melayani orang lain merupakan aturan main paling penting bagi editor, termasuk bagi editor Kristen. Editor Kristen melayani empat tuan: penerbit, penulis, pembaca, dan Tuhan.
1. Editor Melayani Penerbit
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan membantu editor memperkuat pesan dari sebuah buku. Pertanyaan-pertanyaan ini juga membantu editor untuk menyampaikan cara meningkatkan sebuah tulisan kepada penulis secara objektif.
1. Apakah naskah menuturkan satu cerita atau apakah naskah menyampaikan satu gagasan utama?
Sebuah ide utama atau tema tidak perlu disampaikan dengan berlebihan karena akan membuat para pembaca merasa dijejali gagasan tepat di wajah mereka. Akan tetapi, naskah tersebut perlu memiliki gagasan-gagasan yang jelas. Jika terdapat lebih dari satu gagasan, hapuslah dan simpanlah gagasan-gagasan lainnya untuk artikel atau buku lain.
Saudari Thresnawati, siswi sebuah SMU di Jakarta, menyampaikan hal-hal berikut.
(1) Apa relevansi dan kegunaan mempelajari peribahasa yang sudah usang dan kuno itu?
(2) Mengapa peribahasa tidak berkembang, tetapi sepertinya juga tidak lenyap?
(3) Mengapa kata-kata dalam peribahasa tidak disesuaikan dengan perkembangan zamannya?
(4) Apa definisi idiom, jargon, dan slang? Mohon penjelasan!
Sdr. Murbandana, pemerhati bahasa, merasa jengkel dan kesal dengan pemakaian bahasa pelesetan. Alasannya, si lawan bicara harus sering kali terbengong-bengong sementara si pembicara merasa demikian bangga dengan pelesetannya yang menyulitkan lawan bicara. Artinya, dengan pelesetan bahasa, komunikasi tidak berjalan lancar. Mohon tanggapan?
Apa yang membedakan bekerja dan pelayanan? Dari kacamata seorang Kristen, ketika bekerja kita melayani Tuhan, dan ketika kita melayani kita bekerja untuk Tuhan. Bekerja di bidang apa pun, setiap orang percaya harus punya hati seorang hamba Tuhan. Apa pun yang dilakukan adalah untuk menyenangkan hati Tuannya, Yesus Kristus Tuhan.
Dalam edisi e-Penulis bulan September ini, kami mengajak Pembaca terkasih, khususnya yang berprofesi sebagai editor untuk melihat bahwa yang terutama dalam profesi ini adalah kita melayani Tuhan. Selain melayani Tuhan, editor Kristen pun melayani penerbit, penulis, dan pembaca. Selengkapnya mengenai pelayanan editor Kristen dapat Anda simak dalam kolom Artikel. Simak pula tip-tip untuk membantu editor memperkuat pesan dari sebuah buku melalui pertanyaan-pertanyaan bantuan dalam kolom Tips. Kiranya, seluruh sajian dalam e-Penulis bulan ini menjadi berkat bagi Anda.
Oleh: Truly Almendo Pasaribu
Artikel berikut ini akan memaparkan kepada Anda hal-hal yang tidak boleh Anda lakukan ketika menulis karena membuat Anda menemukan jalan buntu ketika melakukannya. Artikel ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi tembok-tembok yang menjebak penulis untuk tidak berkembang. Jangan lakukan hal-hal yang disebutkan di bawah ini.
Kebuntuan 1 -- Berpikir Sebelum Menulis
Pikirkanlah apa yang hendak Anda katakan. Pikirkanlah tentang bagaimana sebaiknya Anda menulis sebuah karya dengan benar; sebaiknya tulisan itu bagus dan orisinil; paling tidak, tata bahasanya tersusun dengan tepat. Pikirkan setiap orang yang akan membacanya -- terutama ibu Anda. Ambillah satu cangkir kopi dan berpikirlah lagi.
Diringkas oleh: Truly Almendo Pasaribu
Søren Aabye Kierkegaard lahir pada tanggal 5 Mei 1813 di Kopenhagen, Denmark. Ayah Kierkegaard berperan besar dalam perkembangan dirinya saat masih kanak-kanak dan membantu mengembangkan imajinasinya Ayahnya sering mengundang sejumlah teman untuk makan malam dan berdiskusi tentang filsafat.
Masa kanak-kanak Kierkegaard yang dilewatkan dalam kesepian. Kierkegaard menjadi bahan ejekan teman-temannya di sekolah karena dia selalu kelihatan paling aneh dan karena fisiknya yang lemah. Pada tahun 1830, saat berusia 17 tahun, dia diterima di Universitas Kopenhagen. Ia berusaha keras, khususnya pada tahun pertama kuliah, menikmati eksplorasi berbagai ide dan banyak membaca. Dia terlihat bahagia dan sangat menikmati kehidupan kampus, menyukai film, dan diskusi. Kierkegaard menjadi populer, meskipun orang-orang kurang menyukainya karena pemikirannya yang terkadang kejam.
Situs penulis Kristen yang menawarkan berbagai fasilitas bagi penulis pasti sangat digemari oleh Sahabat Penulis. Apalagi situs tersebut membantu penulis menemukan tempat yang tepat untuk menelurkan karya-karyanya, mengasah kemampuan dengan penulis lain, dan mendapatkan banyak informasi tentang penerbit yang dapat membantu menerbitkan karya.
Jika Anda mencari situs dengan kriteria tersebut di atas, cobalah mengunjungi situs ChristianWriters.com. Banyak sekali fasilitas yang ditawarkan dalam situs ini. Selain forum diskusi, blog untuk anggota, tulisan pengguna, direktori bahan dan situs yang terkait dengan kepenulisan, dan berita terbaru seputar situs, situs ini juga menyediakan tempat bagi pengguna untuk bercakap-cakap secara online dengan pengguna lain dalam ruang obrolan.
Pada suatu lokakarya penulisan, seorang penulis mendatangi pemateri untuk meminta sentuhan "simsalabim" agar dia sukses dalam menulis. Pemateri itu pun mewejang "Penulis tidak memerlukan mantra untuk menulis. Ramuan terampuh saat menulis adalah menulis dan mencintai proses itu. Percayalah Anda akan mendapat kesenangan dan kepuasan dari dunia itu."
Sahabat penulis, saya juga sependapat dengan pemateri tersebut. Saya percaya bahwa bakat menulis adalah bibit yang dimiliki setiap orang. Tentu saja, kita memerlukan ketekunan dan motivasi dalam merawat bibit ini agar kita dapat menikmati buah yang manis pada akhirnya. Nah, e-Penulis edisi Agustus rindu memotivasi penulis dengan artikel "Mengapa Menulis itu Menyenangkan?" Tersedia pula pemaparan yang menggelitik untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan menulis dalam artikel, "Mengenali 7 Kebuntuan Penulis". Jangan lewatkan tokoh penulis Kristen yang memunyai peranan penting dalam filsafat, Søren Aabye Kierkegaard. Semoga dengan sajian e-penulis ini, sahabat semakin termotivasi untuk terus menulis.
Selamat menulis, selamat bersenang-senang!
Sebagian besar orang dewasa masih menganggap remeh semua hal yang berbau dunia anak. Mereka berpikir anak memiliki keinginan-keinginan yang sederhana, cara berpikir sederhana, bertindak sederhana, dan memiliki gaya hidup yang sederhana pula. Urusan yang berhubungan dengan orang dewasa lainnya lebih penting daripada urusan yang menyangkut anak-anak. Tinggalkanlah cara berpikir dan cara pandang seperti itu! Anak-anak sama seperti orang dewasa. Mereka adalah manusia utuh -- bukan manusia kecil -- yang memiliki keinginan, cara berpikir, gaya hidup, atau tindakan mereka sendiri. Bukannya lebih sederhana dari orang dewasa. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berhubungan untuk mereka harus dipikirkan secara total pula. Malah, harus lebih serius penanganannya dibandingkan orang dewasa karena akan sangat memengaruhi kehidupan mereka pada masa depannya.
Banyak orang dewasa beranggapan, menulis untuk anak-anak itu mudah. Beberapa penulis yang belum mahir menulis untuk orang dewasa, mencoba menulis untuk anak-anak. Pemikiran yang mengatakan bahwa anak-anak mudah dipenuhi keinginannya karena masih muda adalah salah. "Seorang anak bukanlah seorang dewasa yang lebih kecil fisik dan jiwanya. Ia merupakan manusia yang lengkap punya keinginan-keinginan khusus yang sangat berbeda dengan keinginan orang dewasa". Keinginan-keinginan ini menjangkau pula kebiasaan membacanya, dan hanya penulis yang mengerti serta menyukai anak-anak yang mendapat perhatian dari mereka. Syarat-syarat penulisan bagi anak-anak lebih ketat dibandingkan yang untuk orang-orang dewasa.
Menulis cerita pendek yang bermoral untuk anak-anak lebih sulit dari apa yang kita bayangkan. Artikel ini menguraikan beberapa jebakan yang perlu kita dihindari.
1. Jangan membuat cerita Anda terdengar bermoral, instruktif, atau menggurui. Anak-anak tidak suka diremehkan dan mereka tidak senang sikap mereka diatur dengan cara tertentu. Mereka tidak suka diminta bersikap baik. Mereka akan mengeraskan hati. Pesan Anda yang mungkin berguna akan terbuang sia-sia.
2. Jangan memikirkan moral atau nilai yang ingin Anda sampaikan untuk anak-anak pelajari, lalu menciptakan alur dan tokoh-tokoh cerita. Hasilnya akan selalu terkesan menggurui, datar dan tidak menarik.
Oleh: Davida Dana
Seorang penulis memiliki beberapa sahabat yang harus ada ketika sedang menulis. Salah satu sahabat yang mutlak dimiliki penulis adalah kamus. Jika di Indonesia, maka yang mutlak ada yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bersahabat dengan kamus dapat menambah perbendaharaan pemilihan kata agar kita dapat lebih variatif lagi ketika menulis. Dengan pemilihan kata yang tepat dan variatif, proses menulis pun bisa lebih menyenangkan.
Apakah Anda pernah menemukan situs penulis yang berarsitektur layaknya sebuah mall? Cobalah berkunjung ke situs FaithWriters. Awalnya situs ini diluncurkan dengan nama FaithMania pada tanggal 1 September 2001. Saat ini, FaithWriters merupakan salah satu situs penulis Kristen yang mahakaya dan besar, serta menjadi tempat tujuan penulis-penulis Kristen dari berbagai negeri.
Saat menyinggahi situs ini, kesan pertama mungkin biasa saja. Ini bisa dimaklumi karena tampilan situs ini memang terlihat "standar". Namun, hal itu tidak terbukti setelah Anda menjelajah semakin dalam. Apalagi jika Anda mendaftarkan diri menjadi pengguna. Banyak manfaat dan fasilitas yang dapat diakses dengan mudah. Warna dan tampilan untuk masing-masing menu beragam dan segar. Anda tidak akan bosan berlama-lama memutari situs ini. Kontennya yang begitu banyak, membuat pengunjung penasaran untuk semakin menggali menu-menu yang ada.
Pernahkah Sahabat Penulis diserang rasa panik ketika berkarya dalam dunia tulis-menulis? Anda tidak sendirian, hampir semua penulis pernah menatap kosong kertas atau layar komputer mereka. Ya, tidak jarang penulis menghadapi jalan buntu dalam proses mengembangkan tema tulisan yang telah mereka tentukan. Jika Anda pernah atau sedang terjebak dalam situasi seperti ini, kami mengajak Anda untuk menyimak e-Penulis edisi bulan Juni yang mengusung topik "Mengembangkan Tema".
Setiap karya tulisan, entah sebuah novel atau surat bisnis, perlu memiliki tema yang dominan atau ide pokok. Tema perlu tertulis dengan jelas dan gamblang tertera dalam surat atau tulisan teknis. Sedangkan dalam sebuah karya kreatif, tema dapat terungkap perlahan-lahan dalam pengembangan karya tersebut; tema ini hanya dapat dimengerti sepenuhnya oleh pembaca di akhir cerita. Akan tetapi, tema diperlukan sejak awal dan berfungsi sebagai benang penyatu antar setiap bab atau paragrafnya. Setiap bagian dari tulisan tersebut perlu berhubungan dengan tema yang telah ditentukan. Inilah yang menyatukan sebuah karya tulisan.
Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu
John Bunyan lahir pada tahun 1628 di sebuah kota kecil bernama Elstow, Bedford, di sebelah selatan Inggris. Tidak seperti penulis besar lainnya, dia berasal dari keluarga yang sangat sederhana sehingga dia tidak dapat mengenyam pendidikan. Ayahnya adalah seorang tukang patri, yaitu seseorang yang bekerja memperbaiki panci dan belanga, serta melakukan pekerjaan menempa lainnya. Pekerjaan ini diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga sulit baginya untuk keluar dari jerat kemiskinan.
Apakah Anda rindu memajang karya Anda di internet? Situs PenulisLepas.com merupakan salah satu situs penulis berbahasa Indonesia yang menerima naskah nonfiksi seperti artikel, esai, dan resensi. Sebelum mengirimkan naskah, Anda perlu mendaftarkan diri sebagai anggota situs tersebut. Namun demikian, redaksi PenulisLepas.com tidak menyediakan honor untuk karya-karya yang dimuat.
Shalom,
Sahabat Penulis, menjadi orang yang dianugerahi talenta dan kemampuan menulis merupakan satu kehormatan dan kebanggaan. Terlebih lagi jika kita menulis mengenai Kebenaran Ilahi kepada banyak orang. Akan tetapi, tidak diragukan bahwa rintangan yang Sahabat Penulis hadapi dalam pelayanan literatur pun tidak sedikit. Bak roda kehidupan yang terus berputar, tidak peduli bagaimana jalan yang harus ditempuh, berapa banyak kerikil dan gundukan masalah yang menghadang, dan seberapa besar risiko yang mungkin menyesakkan jiwa.
Kalau misalnya Anda pernah melihat pertandingan atletik estafet 4 x 100 meter, di sana Anda dapat melihat empat pelari akan beradu cepat sambil memberikan tongkat estafet dari pelari pertama ke pelari kedua sampai kepada pelari yang keempat. Saya ingin menggambarkan tongkat kepemimpinan pelayanan seperti itu juga.
Setiap kelompok generasi -- mulai dari generasi anak-anak, generasi remaja, hingga kaum dewasa -- sangat memerlukan literatur, khususnya literatur Kristen. Adapun bacaan kristiani yang ada sekarang sangat kurang dan tidak sesuai dengan pertambahan jiwa baru. Lalu, siapa yang berkewajiban mencukupi kekurangan ini?
Andalah orangnya!
1. Kata dan Frasa yang Diikuti Koma
Ada sejumlah kata/frasa penghubung antarkalimat dalam bahasa Indonesia yang diikuti tanda koma jika digunakan pada awal kalimat. Kata-kata dan frasa-frasa tersebut didaftarkan berikut ini.
Pada tahun 1890 para misionaris di Singapura sangat memerlukan terjemahan baru Alkitab ke dalam bahasa Melayu. William Shellabear tampil dengan bakat istimewa sekaligus komitmen jangka panjang untuk mengerjakannya. Hasil akhirnya adalah sebuah Alkitab lengkap terakhir berbahasa Melayu yang dikerjakan oleh penerjemah tunggal.
Sebelum menulis artikel, kita perlu memiliki sebuah perencanaan yang tepat. Setiap artikel membutuhkan tema utama yang akan mempengaruhi seluruh aspek lainnya. Setelah menentukan tema, buatlah struktur dan susunan artikel tersebut. Gunakan tema yang Anda pilih tersebut untuk membuat kerangka dasar. Kita perlu menyusun suatu kerangka tulisan karena hal tersebut akan mengatur semua komponen artikel dalam suatu susunan yang logis. Selain itu, kerangka tulisan menjaga penulis agar tetap fokus pada tema artikel dan juga membimbing proses penulisan itu sendiri.
Empat hal penting dari sebuah artikel yang baik adalah sebuah subjek yang dapat menarik perhatian pembaca, ide-ide yang menarik dan informatif, fakta-fakta yang dapat dipercaya dan baru, serta sebuah gaya penulisan yang dapat mendorong orang untuk membaca.
Sumber-Sumber Tulisan
Ide ada di mana-mana. Penulis yang sukses memerlukan pikiran yang selalu bertanya, mata yang awas memerhatikan, penciuman yang "tajam" terhadap berita, dan imajinasi yang hidup. Ia melatih diri untuk melihat hal yang tidak diperhatikan orang lain dan selalu berusaha untuk mencari topik tulisan yang baru.
Shalom,
Ketika Yesus bangkit, Dia berulang kali menampakkan diri-Nya kepada para murid. Ya, Dia memberikan bukti bahwa Dia telah hidup, dan Dia benar-benar hidup seperti yang telah dinubuatkan para nabi. Kiranya Paskah yang telah kita peringati pada awal bulan ini terus menyemangati kita untuk juga mewartakan kemenangan Kristus ini.