Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Dua Belas Pertanyaan Untuk Editor
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan membantu editor memperkuat pesan dari sebuah buku. Pertanyaan-pertanyaan ini juga membantu editor untuk menyampaikan cara meningkatkan sebuah tulisan kepada penulis secara objektif.
1. Apakah naskah menuturkan satu cerita atau apakah naskah menyampaikan satu gagasan utama?
Sebuah ide utama atau tema tidak perlu disampaikan dengan berlebihan karena akan membuat para pembaca merasa dijejali gagasan tepat di wajah mereka. Akan tetapi, naskah tersebut perlu memiliki gagasan-gagasan yang jelas. Jika terdapat lebih dari satu gagasan, hapuslah dan simpanlah gagasan-gagasan lainnya untuk artikel atau buku lain.
2. Apakah naskah ditujukan kepada satu pembaca utama saja?
Seorang editor mengeluh tentang sebuah naskah tentang lansia yang tampaknya ditujukan kepada empat jenis pembaca yang berbeda: lansia, anak-anak mereka (orang-orang separu baya), pelayanan untuk lansia, dan gereja-gereja pada umumnya. Editor perlu mengubah keseluruhan buku agar naskah tersebut dapat dipasarkan kepada jenis pembaca yang akan membeli buku tersebut: anak-anak dari para lansia.
3. Apakah susunan sebuah naskah mengikuti pola yang logis?
Sebuah naskah dapat disusun dengan berbagai cara yang berbeda-beda, terutama jika naskah tersebut cukup panjang. Naskah dapat disusun secara kronologis, kategoris, dari ide-ide sederhana menjadi kompleks, dimulai dengan krisis lalu diikuti dengan penyelidikan mengenai peristiwa-peristiwa yang memicu krisis itu (hanya sedikit). Apapun metodenya, ada sejenis "benang" logis yang menjahit karya tersebut.
4. Jika karya tersebut adalah karya non-fiksi, bisakah pembaca melihat bagaimana buku tersebut menguntungkan bagi mereka?
Sebuah buku atau artikel tidak perlu berjanji untuk menyelesaikan krisis populasi dunia, menghapuskan pengangguran dan mendidik semua orang yang buta aksara. Sebuah karya dapat melakukan pendekatan yang lebih baik dengan cara menggambarkan secara detail strategi-strategi yang telah teruji baik dalam mengajarkan wanita-wanita muda di Togo cara membaca.
5. Apakah ide-ide tersebut terhubung dengan kata penghubung yang tepat?
Terkadang para penulis menyediakan semua informasi yang aktual, tetapi mereka lupa membangun jembatan-jembatan penting untuk mengarahkan pembaca dari satu ide ke ide berikutnya.
6. Apakah bagian-bagian dalam karya dibuka dan ditutup dengan pembukaan dan ringkasan yang tepat?
Bahkan fiksi memerlukan catatan editorial yang cermat untuk mengarahkan pembaca. Non-fiksi yang bersifat teknis membutuhkan kemasan editorial yang menunjukan hubungan antara satu bagian ke bagian lainnya yang berbeda-beda dalam satu buku.
7. Apakah setiap bagian, paragraf dan kalimat dalam karya tersebut penting?
Terkadang, kita menganggap dengan mudah bahwa segelintir kata- kata tambahan tidak bermakna dalam buku-buku. Akan tetapi, jika pesan dalam buku dapat dipadatkan menjadi sebuah pamflet atau bahkan artikel, maka barangkali kata-kata tersebut bermakna.
8. Apakah setiap anekdot atau contoh berhubungan dengan ide utama sebuah karya tulisan? Apakah jumlahnya memadai?
Editor memerlukan kepekaan dan pengetahuan yang baik tentang target pembaca ketikat "memangkas" dan "menyempurnakan" sebuah karya: Apakah pembaca lebih menyukai "fakta-fakta saja" atau mereka menyukai cerita yang mengalun dengan santai? Terkadang editor akan meminta penulis untuk menambahkan kekuatan latar belakang untuk beberapa ide tertentu atau menambahkan wawasan pada karakter dalam novel; di lain waktu, mereka akan menyoroti bagian-bagian yang memperlemah alur kisah utama atau tema dalam buku.
9. Apa yang disampaikan oleh karya ini? Apakah karya tersebut konsisten?
Jika buku tentang pengampunan yang ditulis dengan begitu mencekam, maka pesan dari buku tersebut disamarkan oleh suara pengarang yang keras. Sebaliknya, karya kreatif barangkali memerlukan nada yang unik untuk menekankan gaya bahasa, makna dan originalitas.
10. Apakah karya tersebut memiliki alur yang baik?
Apakah naskah tersebut mengalir dari satu bagian ke bagian lain dengan kecepatan alur yang halus? Apakah bagian-bagian tersebut terhubung dengan lancar?
11. Apakah saya telah membicarakan kekuatan-kekuatan dan kelemahan- kelemahan karya ini kepada penulis?
Beberapa editor dapat bertemu dengan penulis-penulis mereka secara rutin. Sedangkan yang lain bergantung kepada telepon atau surat. Beberapa editor mengembalikan naskah kepada penulis untuk ditulis ulang, sedangkan yang lain akan melakukan pekerjaan tersebut sendiri. Kemudian dia berkonsultasi dengan penulis dan memastikan bahwa kedua pihak mengerti apa yang menjadi perhatian yang lainnya. Apapun masalahnya, ketika membahas perubahan- perubahan, para editor dapat membuat catatan-catatan, menomori bagian-bagian tertentu dan menggambarkan "tanda-tanda" editorial, atau menawarkan saran-saran penulisan. Editor yang memberi investasi ilmu seperti ini kepada penulis pada saat proses editing akan melihat bahwa penulis mereka berkembang dan lebih membutuhkan sedikit penyuntingan di kemudian hari.
12. Apakah saya telah menunjukan elemen terkuat dari karya penulis ini dan menyingkirkan semua elemen yang mengganggu?
Ini adalah uji kelayakan editor: apakah dia bisa membedakan antara sekam dan gandum, dan menyimpan bulir-bulir yang terbaik? (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama buku | : | Idea to Product: A Complete Guide |
to the Editorial Process | ||
Judul asli artikel | : | Editorial Checkpoints |
Editor | : | Kim A. Pettik |
Penerbit | : | Cook Communications Ministries |
International, USA, 2002 | ||
Halaman | : | 128 -- 129 |
- 1576 reads